Sebelum
kita masuk ke dalam pengaruh sistem pemerintahan Hindu-Buddha, kita mau melihat
dulu sistem pemerintahan yang seperti apa yang digunakan pada masa itu…
1. Sistem
Kerajaan.
Sistem Kerajaan yang digunakan pada masa
itu hampir sama dengan sistem yang digunakan oleh masyarakat di India. Ini
berarti Kerajaan-Kerajaan Hindu-Buddha Indonesia terpengaruh oleh agama dan
kebudayaan yang berasal dari India tersebut.
Pak, berarti sebelumnya tidak sistem
kerajaan dong??
Ya. Orang2 nusantara sebelumnya
menggunakan sistem pemerintahan yg dipimpin oleh seorang kepala suku. Kepala
suku ini dipilih berdasarkan pengaruh dan kelebihannya yg disebut juga dengan
konsep PRIMUS INTERPARES (berarti budaya
demokrasi sudah dikenal lama oleh orang Indonesia kan??? Kira2 mengapa budaya
demokrasi di Indonesia baru muncul kembali waktu kita sudah merdeka???)
Nah nanti setelah agama dan kebudayaan Hindu-Buddha masuk ke Indonesia sistem
kepala suku, berganti dengan Kerajaan. Pemimpin tidak lagi dipilih rakyat, tapi
menjadi turun temurun. Kita hanya bisa jadi raja kalau Ayah atau Ibu kita juga
raja. Dalam keyakinan Hindu, Raja merupakan seorang titisan dewa (Konsep Dewa
Raja) yang mesti dihormati dan dipatuhi.
Ada ga sih pak yg kerajaan yg menganut
agama Hindu-Buddha secara bersamaan??
Ada contohnya Mataram Kuno. MAsih ingat
wangsa Sailendra (Buddha) dan Sanjaya (Hindu), secara bergantian mereka menjadi
penguasa Kerajaan Mataram Kuno.
Apa
dong pak pengaruh Hindu-Buddha dalam pemerintahan Indonesia sekarang??
1. Pembagian
administrasi pemerintahan dari tingkat desa..
1.
Raja
2.
Wedana
(bupati/Walikota
3.
Akuwu (camat
4.
Buyut (desa)
|
2. Hubungan
Internasional
Istilah mancanegara yg masih kita
gunakan sekarang sebagai penanda negara di luar wilayah Indonesia atau negara
tetangga, adalah istilah yg berasal dari zaman Majapahit. Istilah Mitra Setata
(mitra setara) yg digunakan sebagai symbol persahabatan Majapahit dengan
Kerajaan2 Asing di luar Nusantara juga masih diadopsi oleh Indonesia sekarang
dalam menjalin hubungan dengan negara lain. Sekarang diadopsi oleh ASEAN..
3. Musyawarah
..
Meskipun berbentuk Kerajaan, pada masa
Hindu Buddha juga mengenal sistem Musyawarah, namun hanya di lingkungan istana
untuk membicarakan sebuah masalah tapi keputusan akhir tetap di tangan seorang
Raja.
II. Pengaruh sistem Ekonomi
Kerajaan-Kerajaan Hindu Buddha bagi kehidupan bangsa Indonesia
Pada zaman Hindu-Buddha sistem ekonomi
yang berkembang adalah sistem ekonomi perdagangan dengan memanfaatkan wilayah
Indonesia yang berbentuk kepulauan. Banyak pelabuhan2 INternasional, Majapahit
dan Sriwijaya merupakan sebagian dari kerajaan Hindu Buddha yang bertumpu pada
kehidupan maritim dan perdagangan di Nusantara.
Selain itu dikenal juga salah satu
sistem perdagangan yang disebutPAncawara. Yaitu proses
rotasi hari “dagang” di setiap desa selama seminggu. Jadi selama seminggu,
setiap desa mendapat jatah satu hari sebagai pusat dagang orang2 jawa pada saat
itu (ngerti ya??? Kalau ga Tanya bapak di kelas)…
Sarana
berdagangnya kemungkinan besar adlah kapal layar. Hal ini bisa dibuktikan
dengan adanya relief kapal2 layara di Candi Borobudur yg dibangun abad ke 8
Masehi (700an M).
Beberapa istilah pedagang yg digunakan pada zaman Hindu-Buddha
Beberapa istilah pedagang yg digunakan pada zaman Hindu-Buddha
1.
Abakul : Pedagang Eceran
2. Adagan : Pedagang Grosir.
3. Hiliran : Pedagang yg hilir mudik di seputaran sungai besar
4. Banyaga : Pedagang ekspor impor, atau kelas internasional, antar bangsa..
2. Adagan : Pedagang Grosir.
3. Hiliran : Pedagang yg hilir mudik di seputaran sungai besar
4. Banyaga : Pedagang ekspor impor, atau kelas internasional, antar bangsa..
Sampai hari ini sistem perdagangan
maritime masih digunakan, bahkan Pak Jokowi membentuk satu kementrian
Koordinator khusus untuk mengelola dunia kemaritiman Indonesia, dengan nama
KEMENTRIAN KOORDINATOR KEMARITIMAN DAN SUMBER DAYA, dan dia juga berencana
membangun “TOL LAUT”….
III. Pengaruh
sistem sosial Kerajaan-Kerajaan Hindu Buddha bagi kehidupan bangsa Indonesia
Kasta Brahmana
|
Ida Bagus
(laki-laki), Ida Ayu (Perempuan)
|
Kasta Ksatria
|
Anak Agung
|
Kasta Waisya
|
Gusti Bagus
(LK), Gusti Ayu (Pr).
|
Kasta Sudra
|
Tidak
memiliki gelar, tp diurut sesuai dengan urutan kelahirannya
1. Wayan
(pertama)
2. Made
(Kedua)
3. Nyoman
(Ketiga)
4. Ketut
(Keempat)
Jika
lebih dari 4 anaknya, kembali lagi ke urutan pertama.
|
IV. Pengaruh Kebudayaan
Kerajaan-Kerajaan Hindu Buddha bagi kehidupan bangsa Indonesia
a. Seni
sastra dan bahasa..
Pada masa Hindu-Buddha,
Kerajaan-kerajaan Indonesia kebanyakan menggunakan bahasa Sansekerta dan huruf
Pallawa sebagai bahasa dan huruf tulis mereka. Kemudian karya sastra yg
berkembang pada zaman Hindu-Buddha
1. Kitab
Batharayudha karya Mpu Sedah
2. Kitab
Negarakretagama karya Mpu Prapanca
3. Kitab
Arjunawiwaha karya Mpu KAnwa
4. Kitab
Gatotkacasraya karya Mpu Panuluh
b. Seni
arca dan patung..
Arca merupakan semacam
tugu peringatan untuk menghormati kebaikan dan jasa seorang raja. Salah satu
contoh Raja yg diarcakan adalah Raja Anusapati yg diarcakan sebagai Siwa di
Candi KIdal.
c.
Seni Bangunan
Candi
merupakan kerya besar zaman Hindu-Buddha yg digunakan sebagai tempat ibadah,
tempat meletakkan abu jenazah dsb.
d. Seni
Pertunjukan.
Wayang merupakan seni
pertunjukan yang berasal dari zaman Hindu-Buddha. Wayang dikaitkan dengan
penghormatan kepada roh nenek moyang. Kedatangan arwah roh nenek moyang
diwujudkan dalam bentuk bayangan wayang. Ceritanya diambil dari kitab2 epos
seperti Mahabrata dan Ramayana.
Selain yang disebutkan
di atas ada pula penggunaan Tahun Saka (selisih 78 tahun dengan Tahun Masehi),
penggunaan sesaji dalam upacara keagamaan, penggunaan pengairan subak di Bali.
Kemudian tradisi kenduri, yg merupakan akulturasi budaya Islam dengan Hindu
Buddha yg masih dirayakan hingga saat ini.
Kata-kata dalam Bahasa Indonesia yg diserap dari bahasa Sansekerta seperti,
PANCASILA, EKADARMA, BAHAGIA, ASRAMA dsb.
No comments:
Post a Comment