Sebuah Legenda yang telah berkembang pesat di daerah candi prambanan yang masih dipercaya oleh masayarakat sekitar. Alkisah pada zaman dahulu kala di Prambanan Jawa Tengah,berdiri dua buah
kerajaan Hindu yaitu Kerajaan Pengging dan Kraton Boko. Kerajaan Pengging
dipimpin oleh raja yang bijaksana yaitu Prabu Damar Moyo. Dan mempunyai seorang
anak putra yang bernama Raden Bandung Bondowoso. KratonBoko berada pada wilayah
kekuasaan kerajaan Pengging yangdi perintah oleh raja yang tidak berwujud
manusia yaitu raja Prabu Boko yang memiliki seorang putri yang cantik jelita
bernama putri Roro Jonggrang. Prabu Boko juga memiliki Patih raksasa yaitu
Patih Gupolo. Prabu Boko ingin menguasai Kerajaan Pengging,maka ia dan Patih
Gupolo mengumpulkan kekuatan dan mengumpulkan bekal. Setelah persiapan dirasa
cukup maka berangkatlah Prabu Boko dan prajurit.
Sesampainya di kerajaan Pengging ..
Pengawal Damar Moyo: Siapa kalian? dan mengapa kalian datang
kesini?
Patih Gupolo: Kami dari
kerajaan Kraton Boko,kami ingin merebut kekuasaan kerajaan ini
Pengawal Damar Moyo: Ooohh
TIDAK BISA! sbelum kalian menghadap raja,hadapilah kami dahulu
Prabu Damar Moyo: Apa salah
kami sehingga kalian ingin merebut kekuasaan dari kerajaan ini
Patih Gupolo: sudahlah raja
kita serang saja mereka!
Terjadilah pemberontakan antara kedua kerajaan. Banyak korban
berjatuhan dikedua belah pihak dan rakyat pengging menjadi menderita.
mengetahui rakyatnya menderita maka dia mengutus anaknya Bandung Bondowoso
untuk balas dendam kepada Prabu Boko.
Prabu Damar Moyo: Wahai
anakku.. balaskanlah dendam ayah pada kerajaan Boko,karena mereka rakyat kita
menjadi miskin dan kelaparan
Bandung Bondowoso; Baiklah ayah
akan aku lakukan
Maka berangkatlah Bandung Bondowoso menuju kerajaan kraton Boko,
ketika di perjalanan ia bertemu dengan Patih Gupolo dan Prabu Boko
Patih Gupolo: Siapa kau?
sepertinya kau bukan rakyat dari kerajaan ini
Bandung Bondowoso: Memang
bukan! aku adalah Raden Bandung Bondowoso putra Prabu Damar Moyo dari kerajaan
Pengging. Tujuan ku datang kesini ingin membalaskan dendam ayahku terhadap
rajamu
Prabu Boko: ada apa ini? dan
siapa kau?
Bandung Bondowoso: aku adalah
Bandung Bondowoso aku ingin membalaskan dendam ayahku padamu karena kau telah
membuat rakyat ku menjadi menderita
Dan terjadilah perang yang sangat sengit anatara Bandung Bondowoso
melawan Prabu Boko. Karena kesaktian Bandung Bondowoso prabu Boko dapat
dibinasakan. Melihat rajanya tewas maka patih Gupolo melarikan diri dan Raden
Bandung Bondowoso mengejar patih ke kerajaan kraton Boko. Sesampainya di
kerajaan Boko..
Dayang: putrii..putrii (sambil tergesa2)
Roro Jonggrang: ada apa dayang? apa yang telah terjadi?
Dayang : Ayah putri telah tewas
dibunuh oleh Bandung Bondowoso.
Roro Jongrang : Patih, Apakah
benar Ayahanda telah tiada?
Patih Gupolo : Iya benar
putri... Baginda Raja telah tiada. Ia dibunuh oleh Bandung Bondowoso.
Roro Jongrang : Benarkah?
Patih Gupolo : Iya putri...
Raja Pengging beserta putranya, Bandung Bondowoso dan pasukannya telah
menghabisi kerajaan prambanan yang mulia ini.
Roro Jongrang : Lihat saja
pembalasanku nanti! Aku tidak terima!!
Di tengah-tengah percakapan
antara Roro Jongrang dan Dayang, tiba-tiba masuklah seorang pemuda bernama Bandung
Bondowoso di Kraton Boko. Ketika sampai d kraton boko maka terkejutlah ia
melihat Putri yang cantik jelita
Bandung Bondowoso: Wahai putri yang cantiksiapa namamu?
Roro Jonggrang: aku adalah
putri Roro Jonggrang
Pengawal Roro: siapa kau?
Bandung bondowoso: Aku adlah
Raden Bandung Bondowoso putra dari kerajaan Pengging
Pengawal Roro: Putri bukan kah
dia orang telah membunuh ayahmu (sambil berbisik pada putri)
Roro Jonggrang: Benarkah? Kau
sungguh kejam!
Bandung bondowoso: hahaha
Sekarang kerajaan ini telah menjadi milikku.namun untuk memerntah kerajaan ini
aku butuh permaisuri untuk menemaniku. Dan Kau ternyata sangat cantik. Kau
pantas untuk jadi permaisuriku. Maukah kau jadi permaisuriku wahai putri?
Tanpa berkata-kata Roro Jongrang langsung meninggalkan Bondowoso k
karena kekesalannya terhadap
Bondowoso yang telah membunuh ayahnya.
Semakin lama Bondowoso tinggal
di kerajaan prambanan, ia semakin terpesona dengan kecantikan Roro Jongrang.
Tapi disisi lain, Roro Jongrang masih terpukul akan peperangan yang membuat
ayahnya meninggal karena terbunuh.
Dayang : Tuan putri... Apakah tuan
putri masih bersedih?
Roro Jongrang : Tentu dayang.
Aku benci sekali dengan Bondowoso yang telah membunuh ayahku.
Dayang : Apakah tuan
putri ingin teh hangat? Mungkin dapat sedikit menenangkan tuan putri.
Roro Jongrang : Boleh, aku mau
Dayang : Baiklah, tunggu
sebentar tuan putri saya buatkan dulu tehnya
Dayang pun pergi ke dapur
istana untuk membuatkan teh. Ia mengambil cangkir, lalu ia masukan satu sendok
teh serbuk daun teh. Ia mengambil air panas lalu ia tuang ke dalam cangkir yang
sudah berisi serbuk daun teh. Saat sedang mengaduk teh, Bandung Bondowoso
datang menghampiri Roro Jongrang.
Bondowoso : Wahai Roro Jongrang, mengapa kau hanya sendiri? Dimana
dayangmu?
Roro Jongrang : Dia sedang
membuatkan teh untukku.
Bondowoso : Tuan putri...
kutanya sekali lagi, maukah kau menjadi permaisuriku?
Roro Jongrang : (terdiam)
Lalu datanglah sang dayang
sambil membawa nampan berisi secangkir teh untu Roro Jongrang. Ia memberikan
secangkir teh itu kepada Roro Jongrang.
Roro Jongrang : Dayang.. apa
yang haru kulakuan? Aku sudah muak mendengar pertanyaan itu.
Dayang : Tuan putri... kalau
boleh saya beri saran, sebaiknya tuan putri memberi syarat yang mustahil ia
penuhi, kalau dia gagal dia tidak dapat menikahi tuan putri
Roro Jongrang : Kira-kira apa
syarat yang harus saya berikan?
Dayang : Lebih baik ikuti kata
hati tuan putri
Bondowoso : Bagaimana putri?
Bersediakah kau menjadi permaisuriku?
Roro Jongrang : Baiklah, aku
mau. Tapi ada syarat yang harus kau penuhi terlebih dahulu
Bondowoso : Syarat? Apa
syaratnya tuan putri?
Roro Jongrang : Kau harus
membuatkanku 1000 candi dan 2 buah sumur. Dan itu harus sudah selesai saat
matahari terbit.
Bondowoso : Baiklah apapun akan
aku lakukan untukmu, aku terima persyaratanmu itu
Setelah menyetujui persyaratan
yang diberikan oleh Roro Jongrang, Bandung Bondowoso segera menghampiri ayahnya
di ruangnya. Sang ayah memiliki kekuatan magis dan dapat memanggil jin.
Bondowoso akan meminta bantuan ayahnya untuk memanggil jin-jin agar membantunya
memenuhi persyaratan yang diberikan oleh Roro Jongrang.
Bondowoso : Wahai Gusti.. boleh
kah saya meminta bantuanmu?
Raja Pengging : Bantuan apa
anakku?
Bondowoso : Bisakah gusti
memangilkan beberapa jin untukku?
Raja Pengging : Untuk apa
jin-jin itu?
Bondowoso : Untuk membantuku
membangun 1000 candi dan 2 buah sumur. Aku harus memenuhi persyaratan itu untuk
dapat menikahi Roro Jongrang.
Raja Pengging : Baiklah.. akan
kupanggilkan untukmu, anakku
Raja Pengging pun melakukan
beberapa ritual dan mengucapkan beberapa patah kata untuk memanggil jin-jin.
Jin 1 : Ada apa kau
memanggilku?
Bondowoso : Bisakah kau
membantuku?
Jin 1 : Ku beri satu
permintaan untukmu?
Bondowoso : Tolong buatkan 1000
candi dan 2 buah sumur dalam waktu semalam dan harus sudah selesai saat
terbitnya matahari
Jin 1 : Wani Piro????
Bondowoso : Aku serius dengan
permintaanku jin
Jin 1 : Baiklah akan
kulaksanakan!
Jin itu pun memanggil beberapa
temannya lagi untuk membantunya membangun 1000 candi dan 2 buah sumur. Jin-jin
itu melakukan pekerjaan dengan sangat cepat. Hingga tengah malam sudah setengah
jumlah candi yang sudah selesai. Dayang yang mengetahui pembuatan candi hampir
selesai segera melapor kepada Roro Jongrang.
Dayang : Tuan putri.. pembuatan
1000 candi sudah hampir selesai
Roro Jongrang : Apa? Aku harus
mencegahnya untuk berhasil menyelesaikannya!
Dayang : Tenang tuan putri..
pasti ada jalan keluarnya
Roro Jongrang : Baiklah dayang,
bangunkan dayang-dayang yang lain sebelum fajar. Dan suruh mereka membakar
jerami dan menumbuk padi dilesung, serta taburkan bunga-bunga yang harum
baunya!
Dayang : Baik tuan putri!
Dayang pun membangunkan
dayang-dayang yang lain dan menyuruh mereka membakar jerami dan menumbuk padi
dilesung serta menaburkan bunga-bunga yang harum baunya, seperti diperintahkan
Roro Jongrang.
Kukuruyuukk kukuruyuukk!!!
(suara ayam jantan pun berbunyi)
Jin 1 : Kawan! Sepertinya
matahari sudah mau terbit. Lihatlah para gadis-gadis juga sudah mulai menumbuk
padi dilesung. Mari kita pergi!
Jin 2 : Benar, ditambah
lagi ayam sudah berkokok. Ayo semuanya kita pergi.
Para jin pun pergi meninggalkan
pekerjaan mereka. Candi-candi tinggal sedikit lagi selesai dan sumur juga
tinggal sedikit lagi. Roro Jongrang terlihat senang karena rencananya berhasil
dan Bandung Bondowoso tidak dapat memenuhi persyaratannya. Dilain pihak,
Bandung Bondowoso sangat kecewa karena tidak dapat menjadikan Roro Jongrang
sebegai permaisurinya. Tetapi Bondowoso tambah kecewa dan marah setelah
mengetahui rencana Roro Jongrang yang sengaja menggagalkan usahanya.
Roro Jongrang : Bagaimana? Apa
permintaanku sudah terpenuhi?
Bondowoso : Wahai Roro
Jongrang, mengapa kau sangat licik? Kau telah menggagalkan usahaku untuk
mewujudkan 1000 candi yang tinggal kurang 1 candi lagi karena kelicikanmu dan
dayang-dayangmu! Jadilah kau sebagai arca dalam candi yang ke-1000 dan
dayang-dayangmu tidak akan menikah hingga mereka tua!
Akhirnya roro jonggrang pun
mencadi arca menggenapi candi yang keseribu atas akibat janji yang di ucapkan
dan kelicikan yang dilakukan roro jonggrang.
Penjelasan SEJARAH
Penjelasan SEJARAH
Sesungguhnya, Candi Prambanan dibangun oleh Rakai Pikatan untuk menyaingi candi milik Agama Budha yakni Borobudur. Pembangunan Candi Prambanan dijadikan pertanda bahwasanya Dinasti Sanjaya telah berkuasa di tanah Jawa Rakai Pikatan membangun Candi Prambanan sekitar tahun 850 Masehi. Lalu disempurnakan oleh Raja Lokapala dan Raja Balitung Maha Sambu.
Tahun 856 Masehi munculah prasasti Siwagrha yang menceritakan proses pembangunan Candi Prambanan. Dalam prasasti dijelaskan bahwa pembangunan candi dibarengkan dengan pengubahan saluran air. Pengubahan ini dilakukan untuk memindahkan aliran Sungai Opak. Proyek tersebut bertujuan untuk membuat sodetan sungai baru sehingga mengalir di luar kompleks candi. Kemudian, kawasan bekas aliran sungai semula, dipergunakan untuk membangun Candi Perwara.
Candi Prambanan terus mengalami penyempurnaan oleh raja-raja berikutnya di Medang Mataram. Jumlah candi terus bertambah hingga ratusan. Pada zaman itu, Candi Prambanan digunakan sebagai tempat upacara kerajaan.
Candi Prambanan runtuh akibat pindahnya ibukota pemerintahan Kerajaan Mataram ke Jawa Timur oleh Mpu Sendok. Perpindahan tersebut bukan tanpa alasan, karena terjadi letusan Gunung Merapi yang lokasinya di sebelah utara Candi Prambanan, selain itu juga adanya berbagai pemberontakan besar yang terjadi dalam Dinasti Sanjaya. Perpindahan pusat pemerintahan ke Jawa Timur terjadi pada tahun 930 Masehi, dan kemudian ia mendirikan Dinasti Isyana. Setelah perpindahan Candi Prambanan benar-benar tidak dirawat dan kehancuran ditambah lagi setelah terjadinya gempa bumi besar-besaran pada abad 16. Candi Prambanan hanya tinggal puing-puing kecil yang jumlahnya ratusan.
Lihat juga Resensi Buku Roro Jonggrang Disini
Lihat juga Resensi Buku Roro Jonggrang Disini
No comments:
Post a Comment