1. Sebab-Sebab Revolusi
Ada dua penyebab terjadinya revolusi lndonesia, yakni sebab dari dalam negeri dan sebab dari luar negeri. Adapun sebab dari dalam antara lain.
a. Munculnya golongan intelektual dan golongan terpelajar.
b. Munculnya paham nasionalisme di golongan pemuda indonesia.
c. Rasa keinginan untuk menjadi bangsa yang besar seperti masa Kerajaan Majapahit dan Sriwijaya. d.Keinginan mengubah bentuk negara yang masih feodal terkhususnya di daerah . Mataram islam.
e. Kekecewaan terhadap penanggulangan penyakit pes oleh pemerintahan Hindia Belanda yang melanggar aturan agama mayoritas, yakni agama islam. Sedangkan faktor dari luar negeri, yaitu kemenangan negara-negara diAsia terhadap imperialisme negara-negara Eropa, seperti Tiongkok, India, dan Jepang.
2. Jalannya Revolusi
Revolusi Nasional lndonesia adalah sebuah konflik bersenjata dan pertentangan diplomasi antara Republik Indonesia yang baru lahir melawan Kerajaan Belanda yang dibantu oleh pihak Sekutu, diwakili oleh inggris. Rangkaian peristiwa ini terjadi mulai dari proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 hingga pengakuan kemerdekaan Indonesia oleh Kerajaan Belanda pada 27 Desember 1949.
Ada tiga bentuk fase revolusi di indonesia, yakni fase awal pergerakan, fase bergerak, fase mempertahankan.
a. Fase AwaI Pergerakan
Dalam menghadapi pemerintahan Hindia Belanda, ada dua macam strategi yang digunakan, yakni kooperatif (kerja sama) dan nonkooperatif (tidak bekerja sama). Strategi tersebut dapat berubah-ubah (pragmatis) berdasarkan keadaan yang terjadi. Dalam fase ini, diawali dengan munculnya organisasi yang bernama Budi Utomo. Organisasi yang dibentuk oleh Dr, Sutomo, Suradji, dan Gunawan Mangunkusumo didirikan pada'tanggai 20 Mei 1908. Tujuan organisasi ini hanya bergerak dalam bidang sosial bukan dalam politik. Tujuan utama pendirian organisasi ini adalah untuk memberikan bantuan dana (studie fonds) kepada pelajar yang tidak mampu. Perintis dari organisasi ini adalah Dr. Wahidin Sudirohusodo. Organisasi inilah. yang menjadi titik awal para kaum intelektual dan pelajar Indonesia mendirikan organisasi organisasi yang bersifat politik. Organisasi ini hanya menerima anggota yang berasal dari golongan bangsawan rendah saja. Selain Budi Utomo, terdapat beberapa organisasi yang bersifat kooperatif. Serikat islam (Sl) bentukan Haji Samanhudi di Solo tahun 1911. Pembentukan awal berupa persatuan pedagang batik Jawa atau Serikat Dagang islam (SDI) untuk bersaing dengan pedagang "tiongkok. Oleh sebab lha anggotanya berasal dari para pedagang batik Jawa. Namun. pada tahun 1912 tujuan Sl berubah sejak Haji Oemar Send Cokroaminoto bergabung. Sl lebih terbuka dalam menerima angota. Rakyat dapat masuk menjadi anggota SI. Sejak masa itu. SI menjadi organisasi pertama di mdonesla ysng memunyai anggota lebih dari seribu orang. Pada perkembangannya. SI terpecah menjadi dua bagian. yakni SI pulih dan Sl merah. Selain kedua organisasi tersebut. bermunculan organisasiorganisasi yang lain, seperti Muhamadiyah (18 Nopember 1912 didirikan oleh Ki Haji Ahmad Dahlan). Karena tujuan organisasi tidak ke arah politik. maka organisasi seperti di atas tidak mendapat larangan dari pemerintahan Hindia Belanda.
b. Fase Bergerak
Pada tahun 1914,di benua Eropa berkobar Perang Dunia l dan Belanda tidak mau ikut dalam perang tersebut Peperangan tersebut dimanfaatkan oleh para pemuda di indonesia atau luar lridonesra untuk membuat gebrakan berupa organisasi yang bertujuan politik Berikut organisasi-organisasi yang ada di Indonesia pada masa pergerakan :
1) Perhimpunan lndonesia (Pi)
Organisasi pemuda pertama yang berhaluan politik adalah Perhimpunan lndonesra (Indische Vereninging). Organisasi ini didirikan pada tahun 1908 sebagai tomm komunikasi di antara pelajar Indonesia yang tinggal di luar negeri. Tokoh PI antara lain Mohammad Hatta. Ali Sastroamijoyo. Abdulmajid Mangunkusumo. dan Nazir Datuk Pamuncak. PI bergabung dengan liga antirmperiallsme dan penindasan kolonial. Dalam kongres liga pada tahun 1926 di Prancis. Hatta secara tegas menyuarakan tuntutan kemerdekaan Indonesia
2) Partai Nasional Indonesia (PNI)
PNI didirikan pada tanggal 4 Juli 1927 di Bandung oleh Ir Soekarno. Organisasi ini berawal dari kelompok belajar bemama Algemeene Studie Club PNI bertujuan mencapai lndonesia merdeka dengan usaha sendiri. Ideologi PNI adalah Marhaenisme.
Dalam propagandanya. PNI langsung menyoroti berbagai bentuk ketidakadilan dan penindasan akibat kolonialisme Belanda. Ketidakadilan dan . penindasan itu hanya dapat dihilangkan dengan kemerdekaan lndonesia. dengan cara persatuan seluruh rakyat Indonesia.
Khawatir akan perkembangan nasionalisme di kalangan masyarakat, pemerintah kolonial menangkap para tokoh PNI. seperti Soekarno, Maskoen, Gatot Mengkupraja. dan Supriadinata. Mereka dituduh menyulut kekacauan dan pemberontakan. Dalam kesempatan pembelaan. Soekarno menegaskan bahwa gerakan rakyat menentang pemerintah kolonial mempakan reaksi dari kalangan tertindas. Pidato pembelaan itu terkenal dengan sebutan Indonesia Menggugat. Akhirnya sidang pengadilan kolonial (Landraad) menjatuhkan hukuman penjara kepada para pemimpin PNI.
Selain organisasi PI dan PNI. masih banyak lagi organisasi pergerakan nasional yang bersifat nonkooperatif terhadap pemerintah Belanda. Organisasi itu diantaranya Partindo (Partai lndonesia). Parindra (Partai Indonesia Raya), Gerinda (Gerakan Rakyat Indonesia), dan GAPl (Gabungan Partai Indonesia). dan PKI (Partai Komunis Indonesia).
c. Fase Mempertahankan
Setelah bangsa indonesia menjadi bangsa yang merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. masih terjadi revolusi. Resolusi yang terjadi di masa ini merupakan fase mempertahankan kemerdekaan. Revolusi ini dimulai saat Belanda ikut dalam rombongan sekutu yang bertujuan untuk kembali menjajah Negara indonesia pada tanggal 15 September 1945. Kedatangan tentara NlCA (Nethenland Indies Civil Administration) sudah diketahui oleh pemerintahan Indonesia (Soekarno) Tentara NICA tersebut diwakili oleh Jenderal H. J. van Mook.
NICA berusaha mempersenjatai kembali KNIL (Koninklijk Nerder/ands Indisch Leger, yaitu Tentara kerajaan Belanda yang ditempatkan di Indonesia). Orangorang NICA dan KNIL di Jakarta, Surabaya, dan Bandung mengadakan provokasi memancing kerusuhan. Dengan demikian, bangsa Indonesia mengetahui bahwa kedatangan Belanda yang membonceng AFNEI adalah untuk menegakkan kembali“ kekuasaannya di lndonesia. Oleh karena itu, bangsa Indonesia berjuang dengan caracara diplomasi maupun kekuatan senjata untuk melawan Belanda yang akan menjajah kembali.
1) Perjuangan Bersenjata Berikut adalah beberapa pertempuran dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
a) Pertempuran Surabaya
Pendaratan tentara Sekutu (Inggris) Brigade 49 yang berasal dari divisi India ke-23 di Surabaya pada awalnya hanya bertugas untuk melucuti serdadu Jepang dan menyelamatkan tawanan Sekutu. Tentara Sekutu yang dipimpin oleh Brigjen A.W.S. Mallaby berhasil mengadakan pertemuan dengan pemerintah Indonesia dan menghasilkan kesepakatan. Tetapi pada perkembangan selanjutnya Inggris telah mengingkari janji. Terbukti pada tanggal 26 Oktober 1945, lebih dari satu peleton pasukan Inggris menyerbu penjara Kalisosok guna membebaskan seorang penwira perang RAPWI (Relief of Prisoners of War and Internees). Keesokan harinya, tanggal 27 Oktober 1945 Sekutu menduduki Pangkalan Udara Tanjung Perak, Kantor Pos Besar, Gedung lnternatio, dan beberapa objek vital lainnya. Tindakan provokatif ini akhirnya memupuskan kepercayaan pemerintah Indonesia terhadap Inggris di Surabaya, sekaligus menyulut pertempuran. Dalam pertempuran tersebut hampir saja memusnahkan pasukan Inggris, sebelum Soekarno memerintahkan gencatan senjata pada tanggal 30 Oktober atas permintaan Inggris. Namun, keadaan kembali memanas setelah
Brigadir Jenderal Mallaby tewas dalam tembak-menembak antara Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dengan Inggris. Untuk membangkitkan semangat rakyat, Bung Tomo menyerukan agar rakyat Surabaya tidak takut dan tidak menyerah terhadap ancaman Sekutu. Keberanian rakyat Surabaya diperingati setiap tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan
b) Pertempuran Medan Area
Pasukan Sekutu yang diboncengi oleh serdadu Belanda dan NICA mendarat di Medan pada tanggal 9 Oktober 1945 dipimpin oleh Brigadir Jenderal T. E. D. Kelly bertujuan mengambil alih pemerintahan. Pertempuran pertama meletus pada tanggal 13 Oktober 1945 antara para pemuda dengan pasukan Belanda yang dikenal dengan Pertempuran Medan Area. Pertempuran semakin meluas yang menyebabkan Sekutu membuat larangan masyarakat untuk membawa senjata. Bahkan semua senjata yang ada harus diserahkan kepada Sekutu. Pada tanggal 10 Desember 1945, Sekutu melancarkan operasi militer yang berdampak pada pertempuran dengan pasukan TKR dan para pemuda.
c) Pertempuran Bandung Lautan Api
Pasukan Sekutu yang datang pada bulan Oktober 1945 menghendaki senjata-senjata yang didapatkan para pemuda agar diserahkan kepada Sekutu, Karena perintah itu tidak diindahkan oleh para pemuda, maka pada tanggal 21 November 1945 pasukan Sekutu mengultimatum agar mengo songkan Bandung Utara. Namun. hal tersebut berujung pada seringnya terjadi insiden antara Sekutu dengan para pemuda.
Akhirnya Bandung Utara dapat dikuasai pasukan Belanda, sedangkan Bandung Selatan tetap dikuasai oleh pasukan TKR. Sekutu mengeluarkan ultimatum kedua pada tanggal 23 Maret 1946. Para pemuda terpaksa meninggalkan Kota Bandung atas perintah pemerintah RI dengan terlebih
dahulu membakar Bandung Selatan, lalu mundur ke luar kota. Peristiwa itu kemudian dikenal dengan “Bandung Lautan Api".
d) Pertempuran Margarana di Bali Akibat Perjanjian Linggajati, maka daerah Bali bukan lagi termasuk wilayah Rl. Ketika Belanda hendak membentuk negara boneka yaitu Negara lndonesia Timur, Letnan Kolonel Ngurah Rai ditawari untuk bekerja sama dengan Belanda. Namun, tawaran itu ditolak mentah-mentah oleh beliau. Bahkan, pada tanggal 18 November 1946 Ngurah Rai menyerang pasukan Belanda. Belanda membalasnya dengan mengerahkan semua kekuatan di Bali dan Lombok, lengkap dengan pesawat terbang. Pertempuran yang dikenal dengan Pertempuran Puputan itu dimenangkan Belanda, dan Ngurah Rai gugur beserta anak buahnya.
2) Perjuangan Melalui Diplomasi a) Perjanjian Linggarjati .
Perjanjian Linggajati diadakan oleh pemerintah Indonesia dengan BeIanda pada tanggal 10 November 1946 dan ditandatangani secara resmi pada tanggal 25 Maret 1947. Pada Perundingan Linggajati, delegasi Indonesia dipimpin Sutan Syahrir dan delegasi Belanda dipimpin Prof. Schermerhorn. Sementara itu, inggris yang menjadi penengah mengirim Lord Killearn. Akibat Perjanjian Linggarjati bagi lndonesia adalah sebagai berikut.
(1) Sisi positif, setelah Belanda mengakui wilayah RI secara de facto, beberapa negara menyampaikan pengakuan kedaulatan RI (Mesir,Lebanon, Suriah, dan Iain-Iain).
(2) Sisi negatif, menimbulkan pro dan kontra dalam anggota KNIP serta jatuhnya Kabinet Syahrir.
Perjanjian Renville diselenggarakan tanggal 8 Desember 1947 di geladak kapal perang Amerika USS Renville. Delegasi lndonesia dipimpin oleh PM. Amir Syarifudin dan delegasi Belanda dipimpin R. Abdul Kadir Widjojoatmodjo. Delegasi indonesia pada perundingan ini antara lain Amir Syarifudin, Dr. J. Leimena, dan Ali Sastroamidjoyo. Perundingan itu menghasilkan sebuah Perjanjian Renville yang ditandatangani pada tanggal 17 Januari 1948. Perjanjian Renville terdiri atas 10 pasal persetujuan gencatan senjata, 12 pasal prinsip politik, dan 6 pasal prinsip-prinsip tambahan. Perjanjian ini sangat merugikan pihak lndonesia karena wilayah Indonesia menjadi sempit dan dikepung oleh wilayah-wilayah yang dikuasai Belanda dengan garis van Mook.
c) Perjanjian Roem-Royen
Lahirnya Perjanjian Roem-Royen merupakan tindak lanjut dari resolusi Dewan Keamanan PBB yang sebelumnya telah didahului dengan perundingan di Hotel Des lndes Jakarta pada tanggal 14 April 1949. Dalam perundingan ini delegasi Republik lndonesia dipimpin Moh. Roem dengan anggota AIi Sastroamidjojo, Dr. J, Leimena, Djoeanda, Soepomo, dan Latuharhary. Delegasi Belanda dipimpin oleh van Royen yang didampingi N. Blom, A. Jacob, dan J.J. van der Velde. Sementara itu wakil dari PBB (UNCl) adalah Merle Cochran. Perundingan Roem-Royen mencapai kesepakatan tanggal 7 Mei 1949 dengan melahirkan persetujuan yang kemudian dikenal dengan nama “Roem-Royen statements”.
Perjanjian ini menguntungkan Indonesia karena Belanda harus meninggalkan Yogyakarta, sehingga TNI dapat memasuki Yogyakarta. Presiden dan wakilnya serta pejabat tinggi pun dibebaskan dan dapat kembali ke Yogyakarta. Dengan _situasi seperti itu, maka Jenderal Soedirman dapat kembali ke Yogyakarta dan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) menyerahkan kembali mandatnya kepada Presiden RI di Yogyakarta. '
d) Konferensi Meja Bundar
Konferensi Meja Bundar dilaksanakan tanggal 23 Agustus 1949 di Den ' Haag. Pihak Indonesia diwakili Drs. Moh Hatta, BFO dipimpin _oleh Sultan Hamid II, Belanda diketuai Mr. van Maarseveen, dan UNCl oleh Chritchley sebagai peninjau.Dengan persetujuan hasil KMB, maka berdirilah negara Indonesia dalam bentuk federal dengan nama RIS (Republik Indonesia Serikat). Ne'gara RIS terdiri dari negara-negara bagian, yaitu Negara Republik Indonesia, Negara Sumatra Timur, Negara Sumatra Selatan, Negara Pasundan, Negara Jawa Timur, Negara Madura, Negara Indonesia Timur, dan sembilan satuan kenegaraan, yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tenggara, Banjar, Dayak Besar, Bangka, Biliton, Riau, dan Jawa Tengah. Pada tanggal 23 Desember 1949 delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Moh. Hatta berangkat ke negeri Belanda untuk menandatangani naskah pengakuan kedaulatan dari pemerintah Belanda.
Selanjutnya Ratu Yuliana pada tanggal 27 Desember 1949 menandatangani piagam pengakuan kedaulatan RIS di Amsterdam. Pada saat yang bersamaan di istana Merdeka Jakarta juga berlangsung penandatanganan pengakuan kedaulatan RIS dari Wali Tinggi Mahkota Belanda Lovink kepada wakil pemerintahan RlS Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Berbagai konferensi teIah dilakukan oleh Indonesia dengan Belanda untuk menyeIesaikan pertikaian. Keberhasilan tokoh-tokoh nasionalis Indonesia dalam perjuangan diplomasi memaksa Belanda keluar dari Indonesia. Setelah Belanda pergi, di dalam masyarakat muncul tuntutan-tuntutan untuk kembali ke bentuk negara kesatuan “sesuai dengan amanat UUD 1945.
Dampak dari Revolusi Indonesia
Gerakan revolusi nasional Indonesia ini memberikan efek langsung pada kondisi ekonomi, sosial dan budaya Indonesia itu sendiri, di antaranya kekurangan bahan makanan.dan bahan bakar. Ada dua efek dalam ekonomi yang ditimbulkan oleh gerakan nasional indonesia yang berdampak langsung dengan ekonomi Kerajaan Belanda dan Indonesia. keduanya kembali untuk membangun ekonomi mereka secara berkelanjutan setelah Perang Dunia II dan gerakan revolusi Indonesia. Republik Indonesia mengatur kembali setiap hal yang dibutuhkan oleh rakyat Indonesia yang awalnya diblokade oleh Belanda.
UNTUK DOWNLOAD POWERPONTNYA BISA KLIK LINK DIBAWAH INI
DISINI
No comments:
Post a Comment