Munculnya peradaban Yunani bermula dari kerajaan
Kreta yang menguasai hampir semua kota-kota perdagangan penting Yunani dan
wilayah-wilayah lain di sekitar Laut tengah pada sekitar 1250 sm. Salah satu
kota pusat perdagangan yang merupakan kloni kerajaan Kreta adalah Mycenae.
Setelah Kereta runtuh, kota pelabuhan Mycenae menggantikan peranan kerajaan
Kreta.
Bangsa asli yang mendiami wilayah Yunani adalah
bangsa Akaia, beberapa lama kemudian berdatangan secara bergelombang
bangsa-bangsa dari wilayah lain, seperti Achean (1500-1300 SM), Aeolia (2000
SM), Ionia (1400 SM) dan Doria (1150 SM). Sebelum kedatangan bangsa asing,
Akaia telah memiliki peradaban yang maju, di antaranya dikenal dengan nama
Peradaban Minos (Minoa) dan Mikena (Mycenae).
Percampuran bangsa Achean dengan bangsa Akaia
menghasilkan kebudayaan kuno yang berpengaruh terhadap kebudayaan pada generasi
berikutnya dan meluas ke berbagai wilayah di Eropa, salah satunya adalah
kepercayaan kepada banyak dewa
Letak geografis Yunani terletak di Ujung Selatan
Semenanjung Balkan. Selain di daratan tersebut wilayahnya juga meliputi pulau
di Laut Aegeia. Batas-batas Yunani sekarang ini di utara berbatasan dengan
Albania, Macedonia, Bulgaria dan Turki, di timur adalah Laut Aegeia, di selatan
adalah Laut Tengah dan di barat adalah Laut Ionia
Sebagian besar wilayah Yunani pegunungan sehingga
antar wilayah terpisah antara satu dengan yang lain. Pegunungan dan teluk-teluk
di Yunani yang tak terhitung banyaknya pada waktu itu menghalangi komunikasi
melalui darat. Lembah-lembah dan daratan rendah yang terpisah-pisah merupakan
unit geografis dan ekonomi yang bersifat alami, dan menjadi pemisah kesatuan
unit politik.
Sistem Kepercayaan peradaban Yunani Kuno
Sejak peradaban awal sampai kerajaan, masyarakat
Yunani mempercayai banyak dewa. Dewa ini digambarkan seperti manusia, tetapi
memiliki kekuatan dan keindahan yang lebih dibandingkan manusia dan hidup
abadi. Dewa-dewa ini tinggal di Gunung Olympus, dengan Dewa Zeus sebagai dewa
tertinggi. Sebagai penghormatan, dibuatlah Kuil Dewa Zeus yang ditempatkan di
perbukitan Gunung Olympus.
Sosok dewa digambarkan sama dengan kehidupan
manusia, bisa saling berpasangan baik sifat (baik dan buruk) maupun jenis
kelaminnya (dewa dan dewi) bahkan saling berperang satu dengan lainnya.
Dewa-dewa yang dipuja disesuaikan dengan pilihan masing-masing atau berdasarkan
jenis usaha yang dijalani, misalnya Apollo sebagai dewa kesenian dan matahari,
Artemis sebagai dewi bulan dan pemburu, Area sebagai dewa perang, Athena
sebagai dewi kearifan dan ilmu pengetahuan, Poseidon sebagai dewa laut, Demeter
sebagai dewi tanaman, Hefaistus sebagai dewa api, dan sebagainya.
Sebagai penghormatan orang Yunani tidak banyak
membangun kuil-kuil peribadatan, namun membuat altar peribadatan dengan pendeta
yang kebanyakan terdiri dari kaum perempuan. Olympiade yang dikenal sekarang
ini adalah sisa peninggalan kebudayaan Yunani kuno, pada saat itu orang Yunani
setiap 4 tahun sekali melakukan festival pertandingan olahraga antar
polis-polis.
Sistem Pemerintahan Yunani Kuno
Sistem pemerintahan Yunani Kuno sangat beragam. hal
ini disebabkan karena masing-masing wilayah (Negara Kota atau Polis) memiliki
sistem pemerintahan sendiri-sendiri.Diantara polis-polis tersebut, polis Sparta
dan Athena adalah yang paling terkenal, Peradaban Yunani Kuno. Tata
pemerintahan Sparta diperoleh dari Lycurgus (900 SM) yang memiliki sifat
aristokrasi militer, dimana kaum bangsawan memiliki peran sentral dalam
pemerintahan.
Pemimpin pemerintahan dipegang oleh dua orang raja
yang masing-masing sama-sama memiliki pasukan. Dalam menjalankan pemerintahan
mereka dibantu oleh dewan penasehat yang beranggotakan para orang tua (ephorus)
yang berpengaruh.
Sementara tata pemerintahan Athena digariskan oleh
Solon (600SM) yang memiliki sifat oligarkis-demokratis. Pemerintahan berada
ditangan orang-orang yang dianggap mulia. Tetapi kekuasaan tertinggi berada
ditangan rakyat melalui pemilu langsung. Selain Solon, negarawan terkenal
lainnya adalah Pericles (460-429) dalam masa pemerintahannya, untuk menjaga keamanan
dan stabilitas negara.
Ia mengadakan perjanjian-perjanjian dengan negara
atau kerajaan luar, seperti yang pernah dilakukan dengan Persia (448SM) Dan
Sparta (446SM) untuk mensejahterakan rakyat, diatur beberapa kebijakan khusus
yang berkaitan dengan sistem perdagangan. Dengan adanya pengaturan tersebut
telah menjadikan Athena sebagai pusat perdagangan terkenal di laut tengah.
Kedua corak pemerintahan beberapa negara modern sekarang dengan sebutan dictator
militer dan demokrasi parlementer.
Kebudayaan yang ditemukan di Pulau Kreta adalah
kebudayaan Minos (Minoa). Nama Minos diambil dari nama raja yang pernah
berkuasa, yakni Raja Minos. Kebudayaan ini terlahir dari penduduk asli orang
Yunani. Kebudayaan Pulau Kreta menyisakan bangunan-bangunan tua tersusun dengan
tata kota yang rapih.
Peninggalan kebudayaan Pulau Kreta ditemukan pada
tahun 1900 oleh Sir Arthur Evans saat dilakukan penggalian istana Knossos.
Istana Knossos dibuat dengan indah yang di dalamnya terdapat ruang pertemuan
antar menteri.
Selain itu, keberadaan peradaban ini didapat pada
cerita Yunani Kuno, Odysseus karangan Homerus. Di dalam ceritanya digambarkan
bahwa Kreta sebagai Kerajaan sembilan puluh kota yang makmur. Sebagai negara
maritim, masyarakat Pulau Kreta sudah melakukan perdagangan dengan
negara-negara tetangga, seperti Mesir, Pulau Sicilia, Syria dan AsiaKecil. Nama
pelabuhan yang terkenalnya adalah Phaestus.
Bangsa Pulau Kreta sudah mengenal tulisan, ini
dibuktikan dengan penemuan tiga manuskrip. Huruf yang terdapat pada
manuskrip-manuskrip tersebut adalah pictograf, namun huruf tersebut masih sukar
dibaca tetapi 88 simbol di antaranya sudah dapat diterjemahkan oleh Michael
Ventris pada 1953.
Kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Pulau Kreta
adalah Polytheisme, sebagai dewa utama adalah Dewi Kesuburan atau Ibu Agung.
Ibu Agung memiliki bawahan yang bernama Velhanos, ia digambarkan sebagai sosok
seorang lelaki yang memiliki kekuatan luar biasa dan disamakan dengan kekuatan
banteng.
Sejarah peradaban Minos dibagi dalam tiga tahap,
yaitu Minos Kuno (3500-2300 SM), Minos Tengah (2300-1600 SM) dan Minos Akhir
(1600-1100 SM). Puncak kejayaannya terjadi pada 1700-1400 SM, secara perlahan
mengalami kemunduran akibat serbuan bangsa Achea ke Yunani dan sering
terjadinya bencana alam. Kebudayaan Minos melahirkan kebudayaan-kebudayaan yang
sangat berpengaruh terhadap Yunani, tidak hanya itu kebudayaannya pun
berkembang hingga ke Eropa dan menjadi cikal-bakal peradaban selanjutnya.
b) Peradaban Pulau Mycenae
Selain ditemukannya kebudayaan Minos, para ahli
menemukan pula kebudayaan Pulau Mycenae. Penemuan kebudayaan tersebut
menunjukkan bahwa kebudayaan Mycenae mengalami kemajuan bersamaan dengan
kebudayaan Minos yang sedang mengalami kemunduran. Awalnya Mycenae merupakan
bagian dari kerajaan yang berada di Pulau Kreta, namun Mycenae mulai memainkan
peranan dalam perdagangan dan kemudian bangkit menjadi besar.
Walaupun hidup dalam zaman yang sama dengan Pulau
Kreta, Mycenae memiliki kebudayaan yang berbeda, ini dapat dilihat pada bentuk
bangunannya yang lebih kokoh. Pada tahun 1981 dilakukan penggalian bekas
kebudayaan Mycenae dan ditemukan sisa-sisa kota berlapis sembilan. Lapisan yang
dimaksud adalah tingkatan-tingkatan tanah yang ditandai dengan bentuk sisa-sisa
kota berbeda di setiap tingkatnya. Pada salah satu lapisan tersebut
diperkirakan sebagai kota Troya seperti yang diceritakan Homerus dalam buku
Illyas.
Secara geografis Yunani memiliki jajaran pegunungan
yang membentang ke segala penjuru. Dalam kondisi geografi seperti ini,
orang-orang Yunani hidup secara berkelompok, karena sukarnya transportasi dan
komunikasi maka setiap kelompok memperkuat daerahnya dan hidup secara mandiri
membangun sebuah negara kota yang mereka namakan polis. Polis Sparta terlahir
sejak kedatangan bangsa Doria yang jago berperang datang ke Yunani di Lacottia,
Peloponessos bagian Timur. Tahun 736-716 SM terjadi perang Messenia I, pada
saat itu Sparta menyerang orang Messania yang tinggal di sebelah Barat
Peloponessos dan berhasil dikuasai.
Orang Messania dijadikan helot (petani yang
mengerjakan tanah negera). Tahun 650-630 terjadi Perang Messenia II, kala itu
terjadi pemberontakan orang Messenia yang ingin melepaskan dari kekuasaan
Sparta namun perang ini dapat ditumpas. Kekuatan Sparta menyebabkan
kekuasaannya semakin meluas di wilayah Peloponessos kecuali Argois dan Achaea.
Dalam keadaan seperti ini Sparta harus memperkuat dirinya dengan sistem
pemerintahan dan pertahanan yang kokoh dari serbuan para pemberontak.
Dengan alasan tersebut maka seorang negarawan Sparta
yang bernama Lycurgus menggariskan pembaharuan terhadap peraturan dan
undang-undang yang mesti ditaati oleh setiap penduduk di wilayah Peloponessos.
Di antaranya adalah peraturan wajib militer bagi setiap anak laki-laki yang
sudah menginjak umur 7 hingga 60 tahun tahun, sedangkan anak perempuan tidak
diberlakukan demikian.
Sistem pemerintahan di Sparta memiliki corak seperti
berikut.
(a) Kepala pemerintahan sekaligus panglima militer
adalah dua orang raja dengan kekuasaan tak terbatas dan dilanjutkan secara
turun menurun kepada anaknya.
(b) Ephor adalah dewan yang terdiri dari 5 orang,
bertugas membantu kepala pemerintahan. Pada kenyataanya Ephor yang menjadi
kepala pemerintahan yang sebenarnya.
(c) Apella adalah dewan yang berganggotakan semua
warga negara Sparta.
(d) Dewan Penatua adalah 28 anggota dewan yang sudah
berusia 60 tahun ke atas.
Dalam sidang dewan, Dewan Penatua mengajukan usulan
undang-undang kepada Apella, lalu Apella mempertimbangkan usulan, masukan dan
memutuskan, namun Dewan Penatua dapat memveto keputusan Apella seandainya
terjadi kejanggalan. Apabila tidak ditemukan titik temu maka Ephor yang
memutuskan.
Orang Athena adalah orang pendatang dari bangsa
Ionia, mereka tinggal di Attica. Dibandingkan dengan Sparta, orang-orang Athena
hidup lebih bebas dan dapat mengembangkan kemampuan dalam bidangnya, seperti filsafat,
seni pahat dan teater.
Sistem pemerintahan di Athena diatur oleh seorang
negarawan yang bernama Solon (594 SM). Aturan yang dibuat oleh Solon merupakan
pengganti undang-undang buatan Draconia yang ditentang oleh orang-orang
golongan bawah dengan alasan merasa dirugikan. Untuk menghindari pertumpahan
darah, Solon mengatur perubahan undang-undang yang telah ada dengan cara
menghapus sistem perbudakan, memberi lahan garapan baru kepada budak yang telah
merdeka, petani gandum yang berutang banyak diberi lahan baru untuk
membudidayakan anggur dan membentuk lembaga pengadilan yang telah dipilih oleh
rakyat.
Untuk menjamin berjalannya pemerintahan dengan
benar, Athena memperkenalkan sistem pemerintahan demokrasi dengan kekuasaan
tertinggi berada di tangan para dewan eksekutif (archon) sebanyak 9 orang yang
dianggap mewakili rakyat. Dalam jalannya pemerintahan, archon mendapat
pengawasan ketat dari dewan pengawas
(aeropagos) yang merangkap sebagai ketua pengadilan.
Cleisthenes memperkenalkan sistem ostracisme, yaitu
hak warga Yunani untuk mengganti dan mengasingkan penguasa yang dianggap
berkuasa secara berlebihan. Dengan demikian, pemerintahan pun mendapatkan
pengawasan langsung dari rakyatnya. Keadaan negara yang aman seperti ini,
dimana hak setiap setiap warga negara sama dan bebas mengeluarkan pendapat,
Athena melahirkan para pemikir yang ahli dalam bidang filsafat, hukum, tata
negara bahkan matematika yang dipakai hingga sekarang, seperti Plato, Socrates,
Aristoteles, Phytagoras, Hippocrates, dan lain-lain.
b. Perang Persia dan Yunani
Persia berhasil masuk dan menguasai bagian Yunani
tahun 556 SM, pada kala itu Persia dipimpin oleh Raja Cyrus. Keberadaan orang
Persia, tidak disenangi oleh orang-orang di wilayah Yunani. Pada tahun 499 SM
Aristogoras dan Milletus mencoba melakukan pemberontakan dan dibantu oleh
orang-orang Athena dan Eretria dengan mengirim 25 buah kapal perang. Tetapi
bantuan tidak mampu menandingi kekuatan laut pasukan Persia, pemberontak-an
tersebut dikalahkan. Kala itu Persia di bawah pimpinan Raja Darius.
Keterlibatan Athena dan Eretna diketahui oleh Darius
maka tahun 492 SM dikirim pasukan laut Persia untuk melakukan penyerangan ke
Yunani. Penyerangan kali ini, Persia mengalami kegagalan karena terjadi badai
di Gunung Athos dan menghancurkan kapal perangnya.
Usaha Darius terus dilanjutkan dengan ekspedisi
kedua pada tahun 490 SM. Saat itu, Persia menyerang Yunani dari Laut Aegea
dengan mendarat di Marathon dan menghancurkan Eretria dan Athena. Di bawah
pimpinan Miltiades, Athena berhasil memukul mundur pasukan Persia dari Yunani.
Pada masa inilah muncul cerita Marathon, yaitu kisah seorang lelaki yang
berlari sejauh 40 km untuk mengabarkan berita kedatangan pasukan Persia di
Marathon.
Pada tahun 490 SM terjadi ekspedisi ketiga usaha
ekspansi Persia ke Yunani melalui darat dengan jumlah pasukan yang sangat
besar, bahkan lebih banyak dari gabungan seluruh pasukan Yunani. Akibatnya,
keperkasaan dan perjuangan pasukan Yunani yang dipimpin oleh Leonidas gagal
menahan serangan Persia dari darat, bahkan pasukan Persia berhasil menguasai
dan membakar kota Athena.
Pada tahun 480 SM, kekuatan armada laut Athena di
bawah pimpinan Themistocles berhasil menghancurkan kekuatan Persia di Salamis.
Kemenangan ini merupakan awal dari kemenangan Yunani atas Persia, dilanjutkan
setahun kemudian giliran pasukan Sparta mengalahkannya di Myclae.
c. Kejayaan Athena di Yunani
Kemenangan angkatan laut Athena saat menghadapi
pasukan Persia, menarik minat polis-polis di Yunani tertarik untuk berkoalisi
dengan Athena dan membentuk Liga Delia pada tahun 478 SM, Athena sebagai
ditunjuk pemimpin liga. Liga Delia mengubah kebijakan politik luar negeri
Athena terutama saat di bawah pimpinan Pericles, dengan menjadikan liga sebagai
kaki tangan Athena.
Pericles membuat peraturan perpajakan yang dipungut
dari polis-polis Liga Delia sehingga Athena mengalami kemajuan yang pesat dalam
bidang seni dan ilmu pengetahuan. Kota Athena dipercantik dengan berdirinya
bangunan yang tinggi dan membuat benteng yang panjang dari Athena ke Piraueus.
Pericles juga mengembangkan ilmu pemerintahan
demokrasi menjadi lebih baik dengan memberikan kebebasan setiap individu untuk
bekerja, mengeluarkan pendapat, dan menentukan pilihan hidiupnya sendiri.
d. Kemunduran Athena di Yunani
Awal kemunduran Athena ditandai dengan terjadinya
perselisihan antara polis Corinthus dan Corcyca. Athena bersama Liga Delia
membantu Corcyca, sedangkan Corinthus membantu Liga Peloponnessos. Kedua
kekuatan polis di Yunani saling bersaing dan terjadilah perang Peloponnessos
(431-404 SM).
Perjanjian damai yang dilakukan antara Athena dan
Sparta tahun 421 tidak berarti bagi keduanya dan hanya bisa bertahan selama 1
tahun. Persekutuan Sparta dengan Persia berhasil menurunkan mental pasukan
Athena, dan berhasil mengubah kejayaan Athena menjadi kehancuran terutama
setelah kekalahan perang di Aegosopotami tahun 405 SM. Setahun kemudian
dilakukan perjanjian damai, Athena sebagai pihak yang kalah diharuskan
merobohkan benteng panjang dan menjadi bagian dari koloni Sparta.
Perang Athena dan Sparta tidak berhenti seketika,
namun berjalan sangat panjang dan lama hingga kedua polis tersebut sudah tidak
memiliki kekuatan pertahanan lagi. Keadaan buruk ini tidak hanya terjadi pada
Athena dan Sparta, namun merebak sampai ke seluruh Yunani. Sehingga dengan
sendirinya, Yunani pun menjadi lemah tidak sekuat saat menghadapi pasukan Raja
Darius dari Persia.
Tidak adanya persatuan dan melemahnya kekuatan di
Yunani, dimanfaatkan oleh Raja Philipus, raja Macedonia. Tahun 338 SM, Raja
Philipus menyerang Yunani di wilayah kota Chaerona, keberhasilannya meluas
hingga ke seluruh kota di Yunani. Raja Philip memiliki hasrat ingin menguasai
Persia, namun usaha tersebut tak dapat direalisasikannya karena terbunuh oleh
pengawal pribadinya.
Iskandar Zulkarnaen (Alexander Agung) putra Philip
melanjutkan cita-cita ayahnya untuk menguasai Persia. Perjalanannya ke Persia
dimulai dengan ditaklukannya negara Asia Kecil pada tahun 333 SM dan
dilanjutkan dengan menyerang Persia yang dipimpin Raja Darius III di daerah
Isos.
Kemenangan Macedonia atas Persia tidak membuat
Iskandar Zulkarnaen berhenti, namun ekspansinya dilanjutkan hingga ke
negara-negara di mesopotamia seperti Syria dan Palestina, lalu Mesir. Di Mesir,
Iskandar Zulkarnaen mendirikan sebuah kota yang dinamainya Iskandariyah
(Alexandria).
Tahun 330 SM, Iskandar Zulkarnaen terus maju hingga
ke India, namun karena ada penolakan dari pasukannya dengan alasan kelelahan
maka ekspansi dihentikan dan diputuskan kembali ke Susa, Persia. Dalam
perjalanan pulang Iskandar Zulkarnaen wafat di Babylonia, peristiwa ini terjadi
pada tahun 323 SM.
Penaklukan Kerajaan Macedonia ke Persia menimbulkan
terciptanya kebudayaan baru sebagai perpaduan kebudayaan Yunani (Hellas) dengan
Persia dan Mesir. Kebudayaan ini dinamakan dengan Hellenisme, pusat
kebudayaannya berada di kota Iskandariyah. Sepeninggalnya Iskandar Zulkarnaen,
Kerajaan Macedonia terbagi menjadi tiga negara kecil (diadochos) yang
masing-masing dipimpin oleh seorang jenderal. Ketiga kerajaan tersebut antara
lain:
(a) Kerajaan Mesir dipimpin oleh Ptolomeus, meliputi
Mesir Palestina dan Cyprus.
(b) Kerajaan Macedonia dipimpin oleh Antigonus,
meliputi Yunani, Balkan dan Asia Kecil.
(c) Kerajaan Syria dipimpin Seuleucos, meliputi
Syria, sebagian Asia Kecil, sebagian India.
Peninggalan Peradaban Yunani Kuno Di bidang Ilmu
Pengetahuan
Dalam bidang ilmu pengetahuan, orang Yunani yang
menjadikan konsep alam dan hidup keseharian manusia ke dalam bentuk filsafat.
Filsafat ini berisi penalaran dalam bentuk metode yang masuk akal (logis) dan
penyelidikan suatu objek pengamatan hingga ke bagian terkecil.
Tokoh-tokoh filsuf (ahli filsafat) asal Yunani yang
dikenal hingga sekarang di antaranya:
(a) Thales, adalah Bapak Pengetahuan Yunani yang
mengambil pelajaran astronomi dari Mesir dan Persia.
(b) Socrates, ahli etika dan kesusilaan.
(c) Plato, ahli bidang tata negara dan hukum.
(d) Pithagoras, ahli matematika dan ilmu ukur.
(e) Hippocrates, ahli kedokteran.
(f) Heraclitus, ahli ilmu pengetahuan alam.
Peninggalan Pearadaban Yunani Kuno dibidang Sastra
Karya sastra terkenal Yunani Kuno diantaranya adalah
llliyas dan Odysse, yang keduanya berisi cerita kepahlawanan dan ditulis oleh
Homerus pada sekitar abad ke-8 SM. Karya sastra yang ditulis lebih banyak
menceritakan tentang perjuangan (heroik), seperti Homerus yang mengarang Illyas
(penyerbuan ke Troya, sekitar tahun 11194 SM yang berlangsung selama 51 hari.
Perang ini disebabkan oleh penculikan yang dilakukan putra mahkota Troya yang
bernama Paris atau permaisuri Helena dari Sparta) dan Odyssea (pengembaraan
Odyssea setelah perang Troya), cerita perang Yunani dan Persia karya Herodotus
dan cerita tentang perang Sparta dan Athena karya Thuchydiades.
Tidak jarang pula ditemukan sastra yang berisi
cerita lucu karya Aristofane, dan cerita tragedi karya Aiskhilos dan Sofokles
Peninggalan Peradaban Yunani Kuno dibidang seni
Bangunan (Arsitektur)
Seni pahat dan bangunan menjadi salah satu
kebanggaan Yunani masa lalu dan sekarang. Peninggalan-peninggalanya dibangun
dengan gaya arsitektur yang tinggi juga kokoh, misalnya Acropolis yang dibangun
pada masa peradaban Mycenae, Epidaurus (gedung kesenian) Kuil Pathenon (Kuil
Dewi Athena), Kuil Erectheum