IDENTTIAS BUKU
Judul : Mengenal PAHLAWAN NASIONAL Jilid 2
Penulis : Dina Alfiyanti
Penerbit : Esensi divisi ‘ Erlangga’
Tahun Terbit : 2014
Kota Terbit : Jakarta
Jumlah Hal : 172 + xi
Peresensi : Syifani Akmal
Kelas : X IPS 4
Sekolah : SMA N 1 BREBES
ISI BUKU
‘ Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa para pahlawanya. ‘ Kutipan Soekarno yang ditempatkan diawal lembaran sangatlah padu dengan isi buku. Buku ini berisi biografi pahlawan-pahlawan nasional yang sepatutnya memang harus kita tahu, sehingga kita dapat menghormati jasa mereka dengan khidmat.
Buku ini sangatlah cocok untuk pembaca, terutama para pelajar di Indonesia. Buku ini tak kalah menariknya dengan kisah-kisah heroik pahlawan luar negeri, apalagi pahlawan fiksi yang mereka buat sendiri. Mereka berbeda, mereka pahlawan yang nyata yang berjuang untuk kemerdekaan negara kelahiranya sampai titik penghabisan.
Buku ini mengulas berbagai biografi pahlawan nasional, meengkapi biografi pada jilid yang pertama, seperti :
• SYEKH YUSUF TAJUL KHALWATI hal 40
Lahir : Gowa, Sulawesi Selatan 3 Juli 1626
Wafat : Cape Town, Afrika Selatan 23 Mi 1699
Mulanya ia berhijrah dari Gowa ke Banten selama 5tahun, lalu memperdalam ilmu agamanya di Timur Tengah (Makkah) selama 15tahun sampai Sultan Agung Tirtayasa memanggilnya untuk kembali ke Banten untuk melawan invasi Belanda, ia diangkat menjadi Mufti (penasihat raja), slama 16tahun Banten membenahi negerinya dan tetap berkonfrontasi dngan Sekutu Belanda.
Pada perang Banten,Syekh Yusuf paling ditakuti Belanda, hingga pada Desember 1683 ia tertangkap atas tipuan Belanda di kastil Batavia, lalu beliau diasingkan ke Ceylon (Sri Lanka) 12 Desember 1684. Tetapi ia dipindah kepengasingan Cape Town, Afrika Selatan.
Beliau tetap semangat mengajarkan ilmu agama islamnya, sampai Beliau adalah tokoh paling berpengaruh dalam mengajarkan agama Islam di Afrika Selatan. Untuk mengenang jasa pahlawanya, hari wafatnya diabadikan sebagai hari libur Nasional Afrika Selatan. Beliau jga mendapat gelar ‘Putra Afrika Terbaik’ oleh mantan presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela.
• FATMAWATI hal 64
Lahir : Bengkulu, 5 Februari 1923
Wafat : Kuala Lumpur, Malaysia 14 Mei 1980
Sejak kecil, Fatmawati aktif berorganisasi dengan menjadi pengurus Nasyiatul Aisyiyah (Muhammadiyah). Pada tanggal 1 Juni 1943,ia dipersunting oleh Bung Karno.
Jiwa nasionalisme tertanam kuat dalam pribadinya, dengan sigapnya menghadapi tentara Jepang pada detik-detik kemerdekaan, ia langsung mempersiapkan bendera merah-putih yang telah dijahitnya.
17 Agustus 1945 di jalan Pegangsaan timur(sekarang jalan Proklamasi) No.56 Jakarta, tidak dipungkiri bendera yang dijahit Beliau telah menguuhkan Citra Bangsa Indonesia dimata Dunia, dengan berkibarnya bendera merah-putih telah usailah Indonesia yang Terjajah.
Tidak hanya itu, perjuangan dan jiwa nasionalisnya, tetap mengalir selama mengiringi Bung Karno saat dalam medan genting sekalipun.
• BUYA HAMKA hal 150
Lahir : Agam, Sumatera Barat 17 Febuari 1908
Wafat : Jakarta, 24 Juli 1981
Hamka dijuluki Hamzah Fansuri di era modern. Panggilan ‘Buya’ didepan nama aslinya (Abdul Malik Karim Amrullah) sebagai bentuk penghormatan kepadanya. Kecerdasanya dalam ilmu filsafat,sejarah,sosiologi, dan politik dibentuk secara autodidak.
Selama 20tahun Beliau aktif dalam organisasi massa Muhammadiyah ( Ketua Muh Padang Panjang, Konsul Muh Makassar, penasihat Pimpinan Muh). Selama revolus bersenjata melawan sekutu Belanda, Hamka menjadi ketua Front Pertahanan Nasional SumBa dan anggota Sekretariat BPNK, Masyumi adalah pilihan politiknya setelah kemerdekaan.
Pada 26 Juli 1977 Hamka diangkat menjadi ketua MUI. Namun,sikap kritisnya kepada pemerintahan Orde Lama membuatnya ditahan, Ia mengkritik Demokrasi Terpimpin uang digagas Bung Karno.
Buya Hamka dikenal sebagai Ulama sekaligus Sastrawan yang produktif, dengan karya monumentalnya Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk, Merantau Ke Deli, dan Di Bawah Lindungan Ka’bah. Beliau juga menulis karya tulisnya dalam bidang keagamaan seperti Perkembangan Tasawuf dari Abad ke Abad, Islam dan Demokrasi, Sejarah Umat Islam, dan Tafsir AlQur’an (30 juz), Beliau menulis karya terakhirnya ketika menjadi tahanan pemerintahan Orde Lama.
Lewat perjalanan sejarah ini, kita akan terhanyut pada perjuangan para pahlawan yang tangguh dalam memperjuangkan kebenaran seperti dalam lagu ‘Gugur Bunga’ Pahlawan bisa saja gugur tetapi jasanya tidak akan pernah luntur..
KELEBIHAN
i. Dilihat dari sampul bukunya saja sudah menarik, didalamnya tak kalah menarik.
ii. Penyertaan gambar tokoh pahlawan, shingga kita tau penggambaran pahlawan tersebut.
iii. Pemberian biografi yang lengkap, dasar hukum pemberian gelar pahlawan Nasional serta penambahan fakta menarik.
KEKURANGAN
i. Harusnya buku berbentuk vertikal, untuk memudahkan menata dan memilih buku didalam rak.
ii. Kertas isi seharusnya colorfull seperti pada sampul, sehinga memberi nilai lebih pada buku tersebut.
iii. Harusnya memberikan biogarfi pahlawan yang jarang dikenal lebih banyak, sehingga dapat memperluas pengetahuan si pembaca.
No comments:
Post a Comment