Kudungga raja pertama
dari kerajaan kutai yang pada saat itu beru saja masuk agama hindu telah tengah
melakukan ritual kelahiran anaknya dengan para brahamana
Kudungga
: sebentar lagi aku memiliki seorang penerus tahta kerajaan ini. Segera siapkan
upacara kelahiran anak ku
Brahmana : siap paduka raja
Setelah Kelahiran putra
mahkota
Brahmana
: puja dewa siwa, anak anda akan menjadi penerus tahta kerajaan yang gagah dan
berani seperti dewa matahari paduka
Kudungga : baiklah aku
akan berikan nama yang mencerminkan nama dewa matahari.
Brahmana : bagaimana kalua namanya AĆwawarman yang mulia
Kudungga
: nama yang bagus pendeta Brahmana. Baklah pengawal segera sebarkan berita baik
ini keseluruh penghuni istana
Pengawal
: Baik yang mulia raja
Waktu
terus berlalu aswawarman pun tumbuh menjadi laki-laki yang pantas untuk
melanjutkan tahta raja kudungga. Hingga akhirnya raja kudungga wafat dan
aswawarman pun dinobatkan sebagai raja kerajaan kutai.
Aswawarman : hai, para rakyatku
sebelumnya ayahku raja kudungga telah memerintah kerajaan ini dengan sangat
baik, adil dan bijaksana. Maka aku aswawarman akan meneruskan kejayaan kerajaan
ini.
Rakyat : hidup raja aswawarman, hidup
raja aswawarman
Aswawarman
pun memimpin kerajaan kutai dengan sangat adil hingga aswawarman mendapat
julukan sebagai raja yang sangat mulia.
Didalam
istana kerajaan
Tabib
: yang mulia raja hamba ingn melapor
Aswawarman
: ada apa tabib ?
Tabib : hamba ingin melaporkan
kabar gembira pada yang muliia raja. Bahwa permaisuri sedang mengandung anak
paduka raja yang ketiga
Brahmana : puja dewa siwa sungguh
beruntung paduka yang mulia. Hamba rasa anak paduka ini akan menjadi raja yang
dapat membawa kejayaan bagi kerajaan ini.
Aswawarman : sungguh dewa berbaik
hati kepadaku. Pengawala segera adakan upacara untuk menyambut kelahran anakku.
Pengawal : baik yang mulia
Beberapa bulan kemudian.
Pengawal : yang mulia tabib istana
menyuruh hamba untuk melaporkan bahawa anak paduka raja telah lahir.
Aswawarman : Brahmana siapkan
upacara pemberian nama anakku
Brahmana : baik baginda, nama apa
yang akan baginda berikan ?
Aswawarman : Mulawarman. Aku berharap
dengan nama mulawarman ini akan menjadikan kerajaan kutai lebih besar dan dapat
memakmurkan rakyat kutai.
Brahmana : nama yang indah paduka
raja. Baklah Hamba mohon undur diri
untuk mempersiapkan upacara pemberian nama.
Setelah
kelahiran anaknya raja aswawarman sedangkan berpikir seberapa besar batas
wlayah kerajaan kutai yang dia pimpin.
Aswawarman
: Brahmana. Bagaimana raja-raja di india menentukan kekuasaan wlayahnya?
Brahmana : di India
pada masa pemerintahan Raja Samudragupta ketika ingin memperluas wilayahnya dilaksanakan
pelepasan kuda dengan tujuan untuk menentukan batas kekuasaan Kerajaan (
ditentukan dengan tapak kaki kuda yang nampak pada tanah hingga tapak yang
terakhir nampak disitulah batas kekuasaan Kerajaan ).lalu Pelepasan kuda-kuda itu diikuti oleh prajurit
yang mulia
Aswawwarman : baiklah segera
laksanakan upacara tersebut dan akan ku namai upacara tersebut dengan nama
asmawedha
Pengawal dan Brahmana : kami siap
melaksanakannya paduka.
Hari
demi hari, tahta kerajaan pun berganti dengan meninggalnya raja aswawarman
.tahta pun diserahkan pada mulawarman. Mulawarman tumbuh menjadi raja yang besar, serta dermawan bagi kerajaan kutai. Rakyat-rakyatnya hidup tentram dan
sejahtera. Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Kutai mengalami masa kejayaannya.
dan Sebagai bentuk kebesaran raja mulawarman. Nama Mulawarman dicatat dalam
yupa karena kedermawanannya menyedekahkan 20.000 ekor sapi pada Kaum Brahmana.
Namun kejayaan mulawarman tak pernah bisa diulangi para penggantinya.
Kerajaan
kutai terus berganti tahta dari Marawijaya Warman, Gajayana Warman, Tungga
Warman, Jayanaga Warman, NalaSinga Warman, Nala Parana Tungga, Gadingga Warman
Dewa, Indra Warman Dewa, Sangga Warman Dewa, CandraWarman, Srilangka Dewa, Guna
Parana Dewa, Wijaya Warman, Sri Aji Dewa, Mulia Putera, Nala Pandita, Indra
Paruta Dewa sampai pada Dharma Setia
Raja
demi raja telah silih berganti memimpin kerajaan kutai, masalah demi masalah
telah dilalui namun tak ada yang abadi di dalam dunia ini hingga akhirnya
kerajaan kutai runtuh saat raja Maharaja Dharma Setia tewas di tangan Raja
Kutai Kartanegara ke-13, Aji Pangeran Anum Panji Mendapa. Kerajaan Kutai
selanjutnya menjadi Kerajaan Islam yang bernama Kesultanan Kutai Kartanegara.
Sekian
No comments:
Post a Comment