Sosialisme
Sosialisme adalah paham yang bertujuan untuk membentuk masyarakat yang disusun secara kolektif dan membatasi milik perorangan. Beberapa tokoh yang gigih memperjuangkan paham sosialisme, antara lain Karl Marx, Robert Owen, Saint Simon, dan Chanes Fourier. Paham sosialisme timbul sebagai reaksi terhadap liberalisme yang berkembang pada abad ke-19. Ketidakadilan memunculkan reaksi dari kaum buruh terhadap golongan majikan atau kelas menengah.
Paham sosialisme masuk ke Indonesia melalui perantara Sneevliet, tokoh Belanda yang bersama beberapa orang Indonesia mendirikan organisasi lSDV (Indische Sociaal Democratische Vereeniging), Paham ini kemudian menjalar ke organisasi-organisasi lain seperti Sarekat Islam sehingga muncul tokoh-tokoh, seperti Semaun dan Darsono yang berhaluan sosialisme dan komunisme.
Demokrasi
Demokrasi berasal dari dua kata Yunani: demos dan kratien. Demos berarti rakyat, sedangkan kratien berarti pemerintahan. Dengan demikian demokrasi berarti pemerintahan oleh rakyat. Sejarah demokrasi berasal dari sistem yang berlaku di negara-negara kota (city state) Yunani Kuno pada abad ke-6 sampai dengan abad ke-3 Sebelum Masehi. Pada waktu itu, demokrasi yang dilaksanakan adalah demokrasi langsung, yaitu suatu bentuk pemerintahan di mana hak untuk membuat keputusan politik dijalankan secara langsung oleh seluruh warga negaranya yang bertindak berdasarkan prosedur mayoritas. Gagasan demokrasi di Yunani hilang dari Dunia Barat ketika Romawi Barat dikalahkan oleh suku Jerman.
Amerika Serikat adalah contoh negara demokrasi modern. Dalam “Declaration of Independence”, dinyatakan bahwa semua manusia diciptakan sama oleh Tuhan yang telah dikaruniai beberapa hak asasi, diantaranya: life, liberty and the persuit of happiness (hidup, kemerdekaan dan mencapai kebahagiaan). Untuk menjamin itu dibentuk pemerintahan yang kekuasaannya dari rakyat dan untuk rakyat. ltulah pemerintahan demokrasi. Dari Amerika Serikat, maka paham demokrasi menyebar keseluruh Eropa dan masuk di daerah jajahan,Asia dan Afrika. Hal itu menimbulkan gerakan nasionalisme yang menentang penjajahan di Asia dan Afrika.
Adapun demokrasi pemerintahan yang dianut oleh berbagai bangsa di dunia
a. Demokrasi parlementer adalah suatu demokrasi yang menempatkan kedudukan badan legislatif lebih tinggi dari pada badan eksekutif. Kepala pemerintahan dipimpin oleh seorang Perdana Menteri yang diangkat dan diberhentikan oleh Parlemen. Menteri-menteri dalam kabinet diangkat dan diberhentikan oleh Perdana Menteri. Dalam demokrasi parlementer, Presiden menjabat sebagai kepala negara. .
b. Demokrasi dengan sistem pemisahan kekuasaan, dianut sepenuhnya oleh Amerika Serikat. Dalam sistem ini, kekuasaan legislatif dipegang oleh Kongres, kekuasaan eksekutif dipegang Presiden, dan kekuasaan yudikatif
dipegang oleh Mahkamah Agung. Pemisahan kekuasaan seperti itu akan menjamin keseimbangan dan menghindari penumpukan kekuasaan dalam pemerintah.
c. Demokrasi melalui referendum, hal yang paling mencolok dari sistem demokrasi ini adalah pengawasan dilakukan oleh rakyat dengan cara referendum. Sistem referendum menunjukkan suatu sistem pengawasan langsung oleh rakyat. Ada dua cara referendum, yaitu referendum obligator dan fakultatif. Referendum obligator atau wajib lebih menekankan pada pemungutan suara rakyat yang wajib dilakukan dalam merencanakan pembentukan UUD negara. Referendum fakultatif, menekankan pada pungutan suara tentang rencana pembentukan undang-undang yang sifatnya tidak wajib.
Pan lslamisme
Pan Islamisme adalah suatu paham yang bertujuan untuk mempersatukan umat lslam sedunia. Paham ini dalam bahasa Arab disebut dengan Al Jami'ah al Islamiyah yang dicetuskan oleh seorang Afghanistan bernama Jamaluddin al Afgani (1839-1897). Namun, ada yang berpendapat bahwa paham ini telah ada pada diri tokoh perubahan dari Mesir bernama Al-Tahtawi (1801-1873). Jama|uddin al Afghani menyaksikan bagaimana bangsa Barat terutama Inggris ikut campur dalam urusan negara-negara Islam. Oleh karena itu, ia mengajak kaum muslim untuk kembali pada Al-Qur'an dan Hadis. Ia juga menyerukan untuk berjuang melawan imperialisme Barat untuk merebut kemerdekaan bangsa dan tanah air.
Liberalisme , .
Liberalisme merupakan paham yang mengutamakan kemerdekaan, terutama kemerdekaan individu. Liberalisme muncul di Eropa pada abad ke-17, memuncak pada abad ke-19, dan sempat surut pada awal abad ke-20. Paham liberal muncul akibat kekuasaan raja pada saat itu sangat mutlak (absolut). Jadi bidang politik menghendaki adanya pembatasan kekuasaan raja. Negara harus didasarkan atas hukum yang dituangkan dalam undang-undang negara. Rakyat menghendaki untuk memiliki wakilwakil di DPR/parlemen. Hal inilah yang menimbulkan paham demokrasi.
Istilah liberalisme ini berasal dari kata “libera/es“(bahasa Spanyol) yaitu nama partai pada abad ke-19 yang memperjuangkan pemerintahan konstitusional untuk Spanyol Pada waktu itu, masyarakat Eropa ingin memberontak terhadap kehidupan politik budaya. serta agama yang cenderung bersifat absolut. Masyarakat ingin membebaskan diri dari belenggu absolutisme yang diciptakan golongan Bangsawan dan Gereja.
Gerakan liberalisme diilhami oleh karya Voltaire, Montesquie, dan J.J. Rousseau. Gerakan liberalisme meningkat menjadi gerakan politik dengan meletusnya Revolusi Prancis. Lewat kekuasaan Napoleon, paham ini disebarluaskan ke negara-negara Eropa dan seluruh dunia melalui semboyan liberte, egalite, dan fraternite (kebebasan, kesetaraan, dan persaudaraan).
Nasionalisme
Istilah nasionalisme berasal dari bahasa Latin, yaitu nation yang berarti kelahiran atau macam-macam ikatan yang didasarkan pada satu garis keturunan yang sama. Dalam bahasa Inggris nasionalisme disebut nation yang berarti bangsa atau sekelompok manusia yang tinggal di suatu daerah tertentu, memiliki kesadaran untuk bersatu karena memiliki nasib, cita-cita, dan tujuan yang sama. Dengan demikian nasionalisme dapat diartikan semangat kebangsaan, yaitu semangat cinta kepada bangsa dan negara.
Nasionalisme untuk pertama kalinya muncul di Eropa pada akhir abad ke-18 sebagai akibat Revolusi Industri dan Revolusi Prancis. Beberapa tokoh, seperti Hans Kohn, Lothrop Stoddard, dan Otto Bouer memberikan definisi tentang nasionalisme yang berbeda-beda seperti berikut ini.
a. Hans Kohn menyebutkan bahwa nasionalisme merupakan suatu paham yang menempatkan kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada negara dan bangsa.
b. Lothrop Stoddard memandang nasionalisme sebagai suatu kepercayaan yang hidup dalam hati rakyat yang berkumpul menjadi suatu bangsa.
c. Otto Bouer mengartikan paham nasionalisme muncul dikarenakan adanya persamaan sikap dan tingkah laku dalam memperjuangkan nasib yang sama, misalnya akibat adanya persamaan penderitaan dan kesengsaraan sebagai bangsa yang terjajah.
d. Slamet Mulyana (1986) menyatakan bahwa nasionalisme adalah manifestasi kesadaran berbangsa dan bernegara atau semangat bernegara.
e. Sejarawan Indonesia, Sartono Kartodirdjo menjelaskan nasionalisme sebagai
fenomena historis timbul sebagai jawaban terhadap kondisi-kondisi historis, politis, ekonomi, dan sosial tertentu.
Nasionalisme timbul karena unsur-unsur sebagai berikut:
ikatan rasa senasib dan seperjuangan;
bertempat tinggal dalam satu wilayah yang sama;
campur tangan bangsa lain (penjajahan) dalam wilayahnya;
persamaan ras (tetapi hal ini tidak mutlak);
keinginan dan tekad bersama untuk melepaskan diri dari belenggu kekuasaan absolut agar manusia mendapatkan hak-haknya secara wajar sebagai warga negara. Semangat persaingan yang bebas dari paham liberalisme menimbulkan chauvinisme/ ultranasionalisme, suatu paham nasionalisme yang berlebihan. Nasionalisme di Eropa melahirkan kolonialisme, yaitu nafsu untuk memperoleh tanah jajahan sebanyak mungkin. Dengan demikian negara-negara di Eropa menjelma menjadi imperialisme, yang saling berlomba untuk mencari dan mendapatkan tanah jajahan di “luar wilayahnya dengan sasaran Asia dan Afrika. '
Sedangkan nasionalisme di Asia dan Afrika merupakan gerakan yang menentang imperialisme dan kolonialisme bangsa-bangsa Barat. Maksud dari nasionalisme Asia dan Afrika adalah aliran yang mencerminkan kebangkitan bangsa-bangsa Asia dan Afrika sebagai reaksi terhadap imperialisme dan kolonialisme bangsa-bangsa Barat.
No comments:
Post a Comment