Sebelum memulai sebuah penelitian, tentu pertama
kali yang harus kita lakukan adalah memilih dan menetapkan topik. Topik ini
harus layak untuk dijadikan penelitian dan usahakan bukan duplikasi dari
penelitian lain.
Tujuannya apa?
Tujuan pemilihan topik ini supaya nantinya
penelitian kita itu lebih terarah dan fokus pada masalah-masalahnya. Nah untuk
menemukan masalah-masalah tersebut bisa menggunakan
1. What?
Apa yang akan kamu teliti?
2. Who?
Siapa saja yang akan kamu teliti?
Contoh kamu meneliti sejarah rumah tua yang
angker. Kamu harus mencari orang yang terlibat dalam rumah itu, entah juru
kunci, masyarakat setempat, ketua RT dan lain sebagainya.
3. Where?
Yang mau kamu teliti?
Meskipun pertanyaan ini digunakan untuk melakukan
penelitian sejarah, namun kalau dilihat dari ciri disiplin ilmu sejarah ini
bisa menjadi aspek spasial atau kekurangannya. Spasial yang dimaksud dini sini
ialah berupa tempat. Jadi tempat atau geografis yang akan kita teliti harus
jelas secara real.
4. When?
When di sini berarti: kapan yang menyangkut
waktu.
Dalam ciri dari langkah-langkah penelitian
sejarah yang bagus, ialah adanya konteks waktu. Contoh saja kalau ada data
perubahan sosial di kota pada tahun 2006-2017. Penetapan waktu ini harus
dipertimbangkan dengan data akademis.
Dari pertanyaan diatas, nanti akan mengarahkan
kita mencari sumber yang akan dijadikan sebagai bahan penelitian.
Heuristik
Heuristik
berasal dari kata Yunani, heuriskein, artinya menemukan.
Jadi
yang dimaksud dengan langkah heuristik adalah tahap untuk mencari,
menemukan, serta mengumpulkan sumber-sumber atau berbagai data yang relevan
dengan topik penelitian, guna untuk mengetahui segala bentuk peristiwa atau
kejadian sejarah masa lampau.
Untuk
menemukan sumber tersebut seorang sejarawan harus bisa mencarinya di berbagai
dokumen dengan :
- menggunakan metode kepustakaan atau arsip nasional
- bisa juga sejarawan mengunjungi situs sejarah
- melakukan wawancara untuk melengkapi data sehingga diperoleh data yang baik dan lengkap juga dapat menunjang terwujudnya sejarah yang mendekati kebenaran.
Sejarah
yang terjadi pada masa lalu memiliki begitu banyak periode dan bagian (seperti
politik, ekonomi, social, dan budaya) sehingga memiliki sumber data yang
beraneka ragam sehingga perlu adanya klasifikasi data dari banyaknya sumber
tersebut.
Dokumen
dokumen yang berhasil dikumpulkan merupakan data yang sangat berharga. Dokumen
tersebut yang digunakan sebagai dasar untuk menelusuri peristiwa peristiwa
sejarah yang telah terjadi pada masa lalu.
Menurut
sifatnya sumber sejarah terbagi menjadi 2, yaitu:
a. Sumber sejarah primer
Sumber
primer adalah sumber asli atau sumber yang dibuat pada saat peristiwa terjadi,
atau yang dibuat oleh tangan pertama, misalnya seperti dokumen laporan
kolonial.
b. Sumber sekunder
Sumber
sekunder adalah sumber yang menggunakan sumber primer sebagai sumber utamanya,
atau yang dibuat oleh tangan atau pihak kedua seperti buku, skripsi, dan tesis.
Jika
sumber tertulis yang didapat dibuat sezaman dan setempat dengan kejadian
sejarah tersebut biasanya memiliki kadar kebenaran yang relatif tinggi,
sedangkan sumber tertulis yang dibuat tidak sezaman dan tidak setempat lebih memerlukan
kejelian para penelitinya.
Dan
untuk sumber lisan, pemilihan sumber didasarkan pada pelaku atau saksi mata
dari suatu kejadian.
Narasumber
lisan yang hanya mendengar atau tidak hidup sezaman dengan peristiwa sejarah
tersebut tidak dapat dijadikan narasumber lisan.
Verifikasi
Verifikasi
adalah penilaian terhadap sumber-sumber sejarah. Verifikasi dalam sejarah
memiliki arti pemeriksaan atau pengujian terhadap kebenaran laporan
tentang suatu peristiwa sejarah.
Penilaian
terhadap sumber-sumber sejarah menyangkut pada 2 aspek, yaitu :
- aspek ekstern
- aspek intern
Aspek
ekstern membahas mengenai apakah sumber itu asli atau
palsu sehingga sejarawan harus mampu menguji tentang keakuratan dokumen sejarah
tersebut, seperti waktu pembuatan dokumen, bahan, atau materi dokumen.
Aspek
intern mempersoalkan apakah isi yang terdapat dalam sumber itu
dapat memberikan informasi yang diperlukan, misalnya berupa proses analisis
terhadap suatu dokumen.
Aspek
ekstern harus dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut.
- Apakah sumber itu merupakan sumber yang dikehendaki (autentitas)?
- Apakah sumber itu asli atau turunan (orisinalitas)?
- Apakah sumber itu masih utuh atau sudah diubah (integritas)?
Setelah
mendapat kepastian bahwa sumber itu adalah sumber yang benar diperlukan dalam
bentuk asli dan masih utuh, kemudian dilakukan kritik intern.
Kritik
intern dilakukan untuk membuktikan bahwa informasi yang terkandung dalam sumber
dapat dipercaya. Kritik ini dilakukan dengan penilaian intrinsik terhadap
sumber dan dengan membandingkan kesaksian-kesaksian dari berbagai sumber.
1.
menentukan
sifat sumber itu (apakah resmi/formal atau tidak resmi/informal).
2. menyoroti penulis
sumber tersebut sebab dia yang memberikan informasi yang dibutuhkan.
3. membandingkan
kesaksian dari berbagai sumber
INTERPRETASI
Interpretasi adalah
menafsirkan fakta sejarah dan merangkai fakta tersebut menjadi satu kesatuan
yang harmonis dan masuk akal.
Interpretasi
dalam sejarah dapat juga diartikan sebagai penafsiran suatu peristiwa atau
memberikan pandangan teoritis terhadap suatu peristiwa.
Interpretasi
yang dimaksud dalam sejarah adalah penafsiran terhadap suatu peristiwa, fakta
sejarah, dan merangkai suatu fakta dalam kesatuan yang masuk akal.
Penafsiran
fakta harus bersifat logis terhadap keseluruhan konteks peristiwa sehingga
berbagai fakta yang lepas satu sama lainnya dapat disusun dan dihubungkan
menjadi satu kesatuan yang masuk akal.
Bagi
kalangan akademis, agar dapat menginterpretasi fakta dengan kejelasan yang
objektif, harus dihindari penafsiran yang semena-mena karena biasanya cenderung
bersifat subjektif.
Selain
itu, interpretasi harus bersifat deskriptif sehingga para akademisi juga
dituntut untuk mencari landasan interpretasi yang mereka gunakan.
Proses
interpretasi juga harus bersifat selektif sebab tidak mungkin semua fakta
dimasukkan ke dalam cerita sejarah, sehingga harus dipilih yang relevan dengan
topik yang ada dan mendukung kebenaran sejarah.
Historiografi
Historiografi
berasal dari kata historia artinya sejarah dan graphia artinya penulisan.
Historiografi merupakan tahap paling akhir dalam kegiatan penelitian untuk
penulisan sejarah.
Menulis
kisah sejarah tidak hanya menyusun dan merangkai fakta-fakta hasil penelitian,
melainkan juga menyampaikan suatu pikiran melalui interpretasi sejarah
berdasarkan fakta hasil penelitian.
Untuk
itu, menulis sejarah memerlukan kecakapan dan kemahiran.
Historiografi
yang baik biasanya menyajikan latar belakang, kronilogi peristiwa, analisis
sebab akibat, dan uraian mendalam mengenai hasil penelitian, dampak, serta
kesimpulan.
Dengan
demikian, hasilnya dapt memberikan pemahaman baru yang bermakna kepada pembaca
tentang topik tersebut
BACA juga tentang Jenis dan ciri dalam historiografi Disini
Baca juga contoh penelitian sejarah Disini
BACA juga tentang Jenis dan ciri dalam historiografi Disini
Baca juga contoh penelitian sejarah Disini
No comments:
Post a Comment